*SYAIR IMAM SYAFI'I YANG MENGGETARKAN HATI*
Kehidupan dunia ini hakikatnya merupakan perjalanan untuk mengumpul bekal. Setiap manusia menjalani hidupnya mulai dari siang hingga malam, ia melakukan amalan-amalan, dengannya ia melakukan jual beli dengan Rabbnya. Hasil dari jual beli itu kemudian menjadi bekal di akhirat nanti. Seorang yang cerdas tidak akan mau mengumpulkan kayu bakar sebagai bekal dirinya, lalu kemudian kayu bakar itu justru untuk membakar dirinya. Allah azza wajalla mengingatkan dan berwasiat dan di dalam al-Qur’an agar setiap manusia mengumpulkan bekal yang baik, Allah berfirman: وتزودوا فإن خير الزاد التقوى “Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197) Dahulu imam syafi’i rahimahullah pernah bersyair: تزود من التقوى فانك لا تدري….اذا جن ليل هل تعيش الى الفجرِ Berbekallah dengan takwa sesungguhnya engkau tak mengetahui Jika malam telah gelap, apakah engkau kan tetap hidup hingga waktu fajar فكم من فتى امسى واصبح ضاحكا … وقد نسجت اكفانه وهو لا يدري Betapa banyak pemuda di sore dan siang hari ia tertawa Sementara kain kafannya telah ditenun sedang ia tidak menyadarinya وكم من صغار يرتجى طول عمرهم…وقد ادخلت اجسادهم ظلمة القبرِ Betapa banyak anak-anak bayi yang diharapkan memiliki umur yang panjang Ternyata jasad-jasad mereka telah dimasukkan dalam gelapnya kubur وكم صحيح مات دون علة … وكم من سقيم عاش حينا من الدهرِ Betapa banyak orang-orang yang sehat, ia mati tanpa sebab Betapa banyak orang-orang yang sakit dapat hidup hingga waktu yang panjang وكم من عروس زينوها لزوجها …. وقد قبضت ارواحهم ليلة القدر Betapa banyak pengantin yang telah dirias tuk pasangan hidupnya Sementara arwah-arwah mereka telah ditetapkan kematiannya pada malam lailatul Qadar النفس تبكي على الدنيا ….وقد علمت ان السلامة فيها ترك مافيها . Jiwa menangisi dunia Sementara ia mengetahui bahwa tuk selamat darinya adalah meninggalkan apa yang ada di dalamnya. Ooh, dunia betapa ia amat melalaikan. Saudaraku… Mari merenung sejenak, kita beriman walau sesaat saja. Muhibbukum fillah. Oleh Ustadz Abu Ukasyah Wahyu al-Munawy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar